Mengenal Aritmia: Gangguan Irama Jantung yang Perlu Diwaspadai

Sakit yang melibatkan jantung menjadi momok bagi masyarakat secara umum. Begitu dinyatakan ada kelainan jantung, entah itu hanya karena hasil bacaan pada rekam jantung / elektrokardiografi ( EKG ) telah dapat membuat seseorang menjadi cemas luar biasa.

          Banyak hal tentang penyakit jantung meliputi sakit jantung koroner, penyakit jantung katup, penyakit jantung bawaan, gagal jantung, aritmia jantung dan sebagainya. Untuk kali ini kami sajikan salah satu diantaranya dan cukup banyak terjadi dan sering membuat cemas sesorang yaitu jantung aritmia.

Aritmia merupakan penyakit jantung yang sering dijumpai. Secara umum, Aritmia mengacu pada setiap bentuk denyut atau irama jantung yang bersifat tidak normal.       Ada berbagai jenis aritmia, fibrilasi atrium dan ventrikuler ekstra sistole ( VES ) merupakan aritmia yang sering dijumpai. Aritmia diperkirakan diderita oleh 1% populasi umum.

Meskipun tidak berbahaya secara langsung, aritmia meningkatkan peluang terjadinya stroke, meningkatkan peluang terjadinya gagal jantung, dan bahkan meningkatkan peluang terjadinya kematian. Karena ketidaktahuan akan jantung aritmia, memunculkan rasa cemas berlebihan dan cemas berlebihan akan meningkatkan munculnya denyut yang tidak normal.

 

<!--[if !supportLists]-->1.   <!--[endif]-->Apa itu Aritmia?

Aritmia mengacu pada setiap bentuk denyut atau irama jantung yang bersifat tidak normal. Jantung normal berdenyut sebanyak 60-100 kali per menit saat seseorang  beristirahat. Dan denyut jantung tersebut memiliki irama yang teratur. Bila seseorang memiliki denyut jantung yang lambat, yaitu kurang dari 60 denyut per menit; atau denyut jantung yang cepat, yaitu lebih dari 100 denyut per menit saat beristirahat, dia mungkin menderita aritmia. Kadang-kadang, seseorang bisa memiliki denyut jantung yang normal namun ada sekali dua kali denyut dirasakan kencang. Dia mungkin saja menderita penyakit denyut jantung ektopik yang bisa berasal dari bilik jantung maupun serambi jantung.

 

 

<!--[if !supportLists]-->2.   <!--[endif]-->Apa saja faktor risiko dan penyebab Aritmia?

Begitu seseorang menderita aritmia, Dokter Spesialis Jantung akan mencari faktor risiko yang umum untuk aritmia meliputi penyakit tiroid, hipertensi, penyakit jantung iskemik, gagal jantung, kelainan pada katup jantung, gangguan elektrolit dan sebagainya. Pada beberapa pasien, aritmia bisa terjadi karena efek samping dari obat-obatan yang dikonsumsi. Kadang-kadang, tidak ada penyebab atau faktor risiko yang bisa diidentifikasi pada aritmia.

<!--[if !supportLists]-->3.   <!--[endif]-->Bagaimana cara untuk mencegah Aritmia?

Pencegahan dan pengobatan yang tepat untuk mengendalikan faktor risiko dan penyebab dasar aritmia sangatlah penting. Gaya hidup yang sesuai, misalnya diet sehat yang rendah kadar garam,  rendah lemak, rendah glukosa, dan makanan berserat tinggi. Olahraga yang memadai dan menghindari stress serta faktor polusi.

 

4.  Apakah gejala Aritmia bisa dikenali dengan mudah?

Pasien penderita aritmia mungkin mengalami gejala berdebar-debar, pusing, sinkop ( pingsan ), kelelahan, sesak napas, dan penurunan pada toleransi olahraga. Dalam kondisi yang parah, pasien bisa mengalami gejala gangguan kemampuan bicara, gangguan penglihatan, dan rasa lemah pada tungkai badan, yang mengindikasikan adanya gejala stroke. Kematian mendadak merupakan akibat yang paling menakutkan dari aritmia.

Elektrokardiogram merupakan alat diagnostik yang paling penting. Kadang-kadang        pemantauan denyut jantung secara berkelanjutan dengan elektrogram atau perekam denyut selama 24 jam mungkin diperlukan. Tes darah, khususnya untuk memeriksa kadar elektrolit dan fungsi tiroid, bersifat wajib. Tergantung pada riwayat kesehatan individu, pemeriksaan fisik dan elektrokardiogram awal, penyelidikan lebih lanjut mengenai kondisi jantung, seperti uji treadmill, CT Scan Jantung, dan pemeriksaan dengan kateter mungkin diperlukan.

<!--[if !supportLists]-->5.    <!--[endif]-->Apa yang dilakukan terhadap Aritmia?

Penyebab dasar aritmia harus dicari dan diobati dengan tepat. Ada obat-obatan khusus, yang biasanya disebut sebagai obat anti-aritmia yang digunakan untuk pengobatan berbagai jenis aritmia. Ablasi kateter merupakan pilihan pengobatan     intervensi dan kuratif untuk beberapa jenis aritmia. Bagi pasien yang menderita denyut jantung yang lambat dan gejala lain seperti rasa pusing atau sinkop, implantasi alat pacu jantung mungkin perlu dipertimbangkan. Di sisi lain, pasien yang menderita denyut jantung yang cepat dan berisiko mengalami kematian mendadak, implan defibrilator kardioverter mungkin perlu dipertimbangkan.

Jenis aritmia yang sering dijumpai seperti fibrilasi atrium, bisa menyebabkan stroke atau gagal  jantung. Takikardia ventrikel atau fibrilasi, yang merupakan jenis aritmia berbahaya, bisa menjadi penyebab serangan jantung mendadak.

<!--[if !supportLists]-->6.    <!--[endif]-->Bagaimana cara untuk merawat pasien penderita Aritmia?

Pasien yang menderita gejala aritmia, misalnya berdebar-debar, sinkop ( pingsan ), harus mencari bantuan medis sesegera mungkin. Pasien yang memiliki faktor risiko aritmia harus mengobati dan mengelola kondisi medis mereka sesuai dengan jenis aritmianya, Dokter Spesialis Jantung akan menyarankan apakah cukup dengan pemberian obat-obatan atau dilakukan tindakan seperti ablasi.

RSPAU dr. Suhardi Hardjolukito telah dilengkapi peralatan penunjang dan SDM untuk membantu pasien yang mengalami aritmia. Konsultasikan diri anda pada Poli Jantung RSPAU dr. Suhardi Hardjolukito bila merasa mengalami gangguan irama jantung. 

Tags: Berita

Humas RSPAU

Humas memiliki tugas untuk menyebarkan informasi antara individu atau organisasi dan masyarakat baik melalui sosial media, website atau media apapun.

Komentar
Tinggalkan Komentar